Sejarah Negara Singapura
Singapura, dengan nama resmi Republik Singapura, adalah sebuah negara pulau dan negara kota di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometer (85 mi) di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan ketiga di dunia[8] dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Pelabuhan Singapura adalah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia.[9]
Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang. Penduduknya yang beragam berjumlah kira-kira 6 juta jiwa, terdiri dari Orang Tionghoa, Melayu, India, Arab, berbagai keturunan Asia, dan Kaukasoid.[10] Sebanyak 42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa.[11][12] Negara ini adalah yang terpadat kedua di dunia setelah Monako.[13] A.T. Kearney menyebut Singapura sebagai negara paling terglobalisasi di dunia dalam Indeks Globalisasi tahun 2006.[14]
Sebelum merdeka tahun 1965, Singapura adalah pelabuhan dagang yang beragam dengan PDB per kapita $511, tertinggi ketiga di Asia Timur pada saat itu.[15] Setelah merdeka, investasi asing langsung dan usaha pemerintah untuk industrialisasi berdasarkan rencana bekas Deputi Perdana Menteri Dr. Goh Keng Swee membentuk ekonomi Singapura saat ini.[16]
Economist Intelligence Unit dalam "Indeks Kualitas Hidup" menempatkan Singapura pada peringkat satu kualitas hidup terbaik di Asia dan kesebelas di dunia.[17] Singapura memiliki cadangan devisa terbesar kesembilan di dunia.[18][19] Negara ini juga memiliki angkatan bersenjata yang maju.[20][21]
Setelah PDB-nya berkurang -6.8% pada kuartal ke-4 tahun 2009,[22] Singapura mendapatkan gelar pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dengan pertumbuhan PDB 17.9% pada pertengahan pertama 2010.[23