Penjelajah

Penjelajah

(oleh Adimas Immanuel)

Hanya biru laut. Hanya laut.
Siang malam kita teropong.
Hanya biru laut, lembar tabut.
Bayang wajah yang terpotong.

Tiada bayang emas dan sutra.
Hanya hijau pesona selalu
berdenyut di kelopak mata.

Tapi aku tak cari pantai
hidup sudah cukup landai.
Aku hanya menantang
Tuhan yang semayam
dalam gejolak gelombang
: cinta adalah firman yang
Berangkat dari kutukan!

Hanya laut, kelebat kalut.
Kau masih tak tertempuh
tak mungkin turunkan sauh.

Letih penjelajahan ini
akan berakhir di mana
jika tak tertambat
di tanjung nyawamu?

Hanya wajahmu, rupa waktu
yang jika sirna dari makna
yang jika susut dari maksud
tetap ada di mana-mana.